Sampai sekarang, Kabupaten Kuansing masih di hadapkan dengan berbagai persoalan lingkungan hidup.
Beberapa persoalan lingkungan hidup yang muncul saat ini adalah, kebakaran hutan dan lahan maupun pencemaran air sungai yang disebabkan oleh aktivitas penambangan emas tanpa izin.
Ini disampaikannya pada saat pelaksanaan Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, Kamis (17/6) di kawasan Masjid Agung Kabupaten Kuansing. Sukarmis membeberkan, persoalan lingkungan hidup saat ini yang muncul adalah persoalan bersama. Munculnya pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang sangat mendasar.
Sehingga terjadinya musim kemarau dan hujan yang tidak menentu. Terjadinya kekeringan dan bencana banjir di mana-mana. Kemarau panjang juga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, yang tergambar dari titik api (hot spot) yang menimbulkan kabut asap. Pada akhirnya, menganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat. Walau di Kuansing titik api masih relatif rendah di bandingkan kabupaten lain, namun perlu tetap waspada. Jangan sampai kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kuansing terjadi.
Sukarmis juga mengingatkan persoalan ini pada seluruh masyarakat dan pihak perusahaan untuk tidak membakar hutan dan lahan. Tapi gunakanlah cara yang ramah lingkungan dalam pembuatan kebun.
Masalah lain yang muncul berkaitan dengan lingkungan hidup, adalah pencemaran air, baik sungai maupun bendungan akibat pertambangan emas tanpa izin (PETI). Dampak dari usaha ini, cukup besar terhadap hajat hidup orang banyak. Salah satu contoh yang saat ini masih dirasakan, adalah pencemaran air bendungan Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Marsawa Kecamatan Benai, yang merupakan asset Kabupaten Kuansing yang menjanjikan.
‘’Saya menyayangkan masih adanya kegiatan PETI di kawasan bendungan itu dan di bantaran sungai di hulunya sebagai sumber air bendungan. Saya mengharapkan kepada Satker terkait dan pihak penegak hukum, agar hal ini bisa ditindak secara tegas terhadap penambangan dan jangan ada kesan terhadap kita belum serius menanganinya,’’ tutur Sukarmis.
Dari informasi yang dihimpun Riau Pos di lapangan, aktivitas PETI masih terjadi di wilayah bendungan BBI Desa Marsawa tersebut. Namun jumlahnya sudah berkurang sejak dilakukannya operasi mendadak oleh Pihak Polres Kuansing beberapa waktu lalu. Menurut informasi warga, aktivitas mereka terkesan kucing-kucingan dengan aparat penegak hukum. Saat dilakukan razia, mereka tidak ada di tempat. Tapi saat razia berhenti dilakukan, mereka kembali mengulangnya.(nto).Source:Riaupos.com